Angin bercampur debu terbang melayang-layang
menghiasai jalan-jalan dan lorong perkampungan
Aku hanya menutup hidung dan sembunyikan wajahku dibalik jilbabku
debu dan angin masih menari-nari tanpa lelah
langkahku terhenti di depan warung nasi
kurogoh sakuku hanya tinggal dua ribu saja
ku ambil segela air mineral dingin,oh nikmatnya
kemarau telah membuat rasa hausku tak tertahankan lagi
10/10/2015,Saturday,pahing/5.01 AM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar